Hal menarik bahwa gempa yang memicu tsunami kecil pada 8 Agustus 2024 menciptakan kekhawatiran di kalangan ilmuwan, pejabat negara dan publik di Jepang akan potensi terjadi gempa dahsyat di Megathrust Nankai.
Peristiwa seperti ini menjadi pengingat penting bagi Indonesia tentang potensi gempa di wilayah seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Dalam catatan sejarah bahwa gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada tahun 1946. Usia seismic gap 78 tahun.
Sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada tahun 1757. Usia seismic gap 267 tahun.
Gempa besar terakhir di Zona Megathrust Mentawai-Siberut terjadi pada tahun 1797. Usia seismic gap 227 tahun.
Artinya, periodisitas kedua seismic gap jauh lebih lama dibandingkan dengan seismic gap Nankai. Sehingga, Indonesia semestinya lebih serius menyiapkan upaya-upaya mitigasinya.
Dia juga menjelaskan terkait rilis gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tinggal menunggu waktu yang disampaikan sebelumnya.
Menurut dia, hal ini karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar, tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat.